Tragedi Mina dan Sikap Kita
— Catatan dari Jagat ‘Arsy
Turut prihatin dan sedih mencermati perkembangan kasus Tragedi Mina, utamanya sikap yg ditunjukkan Pemerintah Arab Saudi dan beberapa negara yg jemaahnya jatuh menjadi korban. Alih-alih mencari solusi bersama untuk perbaikan pengelolaan jamaah haji, yang mencuat justru tudingan konspirasi dan konflik tak berujung antara Sunni dan Syii’.
Kalau sudah masuk wilayah ini maka yang muncul keberpihakan idiologis yang meruncing dan mengaburkan akar persoalan yang menyebabkan jatuhnya korban nyawa dalam Tragedi Mina. Sejatinya penelusuran sebab-musabbab itu dengan satu niat hati yang tulus ke depan tidak terjadi lagi kesalahan dalam manajemen arus massa dalam jumlah raksasa seperti di Mina.
Saya mengimbau kepada kaum muslimin di seluruh Indonesia, lebih utama lagi para aktivis media sosial baik facebookers maupun tweeppers agar menahan diri untuk saling menyebar rumor atau opini yang saling menjatuhkan. Apalagi diperuncing dengan mempertentangkan lagi wajah buram konflik politik Saudi vs Iran dengan derivasi idiologi Sunni vs Syii’.
Para facebookers juga harus menahan diri untuk menshare video atau foto-foto yang menampilkan jenazah para korban tragedi Mina. Sabda Syeikh Muhammad Abdul Gaos SM, aksi penyebaran foto/video tersebut sama dengan membuka aurat sesamanya. Perbuatan keji dan tidak terpuji. Damaikan mereka dalam doa, tanpa kepo dengan peristiwa yang pasti memilukan.
Kita berharap agar Kerajaan Saudi melakukan evaluasi dan instrospeksi secara menyeluruh, dengan sebuah kesadaran bahwa perbaikan yang dilakukan masih jauh dari realita sempurna. Buktinya timbul masalah yang berujung tragedi. Konsentrasi anggaran untuk para korban dan perbaikan mutu layanan haji. Aparatur lapangan harus mereka yang memiliki jiwa penolong dan pelayan.
Kepada para pemimpin negara yang rakyatnya menjadi korban Tragedi Mina, dimohon terus bermitra dengan pemerintah Saudi untuk terus menggali informasi korban jatuh dan mencari jalan keluar bersama untuk perbaikan ke depan. Pemerintah Saudi juga harus terbuka, tidak kebal kritik dan masukan bagaimana sebaiknya menata serta tata kelola jemaah haji yang jumlahnya terus meningkat dari waktu ke waktu.
Benar, secara politik dan teritori, Mekkah dan Madinah adalah dua kota di bawah kuasa Kerajaan Saudi Arabia. Namun secara historis dan spiritual, Haromain ini adalah dua kota suci milik kaum muslimin di seluruh penjuru dunia. Oleh karena itu, sejatinya ada ikhtiar membuka komunikasi dari Raja Saudi dan para pemimpin dengan penduduk mayoritas muslim untuk membicarakan tatakelola bersama dua kota suci itu menjadi kota internasional.
Akhirnya mari kita berdoa dengan bertahlil kepada para korban meninggal Tragedi Mina, selamat jalan pulang kepada para hujjaj, pulang ke dalam dekapan Alloh, al baqo’. Kepada keluarga korban yang ditinggal semoga tabah dan bersyukur karena tiada kematian yang paling didamba selain meninggal dunia dalam keadaan haji. …Man maata fithoriqil haj fahua haj…al-hadits, barangsiapa yg meninggal dalam perjalanan (menunaikan) haji maka ia sungguh seorang Haji. Subhanalloh.
Salam cinta damai,
Abah Jagat