Jutaan dollar USD uang masuk ke kas Kerajaan Saudi Arabia sekali musim haji, sekali dalam setahun. Belum lagi saat musim umroh tiba, uang mengalir deras ke kantung tanpa dasar Kerajaan. Setiap tahunnya, di kawasan Kerajaan ini yang berganti cuma dua musim dan jenis musimnya di antara dua itu saja. Hitung-hitungan bodoh saja, bisa dengan mudah menerka: berapa jumlah uang berputar di negeri kering tandus ini.
Nyaris tidak ada jeda arus kas masuk dari satu musim ke musim satunya, mengalir dari berbagai negara di seluruh dunia ke pundi-pundi negeri Ibnu Saud ini, termasuk dari Indonesia. Kini sudah sepantasnya, dana sebesar itu, terasa manfaatnya bagi siapa saja yang sudah susah payah membayarnya.
Meningkatkan mutu layanan, perlu ditekankan sekali lagi, tidak harus dalam bentuk berlimpah sentuhan arsitektur wah nan mewah tapi bisa dalam bentuk pengorganisasian tim lapangan yang solid dan disiplin untuk mengawal kelancaran pelaksanaan haji dan umroh. Seluruh warga dunia yang membayar ini berharap lebih Saudi bisa lebih tertib, rapi, dan lebih beradab dalam mengelola amanah besar syariat ini.
Saudi harus bersyukur, menjadi negara satu-satunya yang tidak harus berpromosi pariwisata. Tidak perlu mengeluarkan biaya iklan satu reyal pun. Tidak perlu capek-capek ada tenanga marketing yang berbusa-busa ke berbagai Negara, mengajak supaya datang ke negaranya. Karena apa? Tentu ini semua karena ‘berkah’ kekuatan doktrin yang isinya pengharapan: semoga para guardian Haromain ini mampu memuaskan para tamu-tamu Alloh yang datang.
Atas terjadinya tragedi di Mina, sebaiknya pemerintah mengambil langkah-langkah yang penuh tanggungjawab dan gentle. Berapapun biayanya untuk memulihkan keadaan, harus siap. Raja dan Pangeran Saudi wajib turun tangan, langsung, sebagai bukti nyata komitmen yang kuat dari pemerintah.
Pemerintah Kerajaan pada akhirnya memerlukan keseriusan untuk memastikan penyelenggara ibadah yang telah disyariatkan berabad-abad silam ini lebih baik dan lebih baik lagi. Ke depan Saudi hanya akan mengandalkan income negara dari sektor ini saja sangat lebih dari cukup. Oleh karenanya, sekali lagi, harus jauh lebih baik tertata.
Minyak sebagai lumbung energi dan sumber pendapat utama Saudi selama ini akan habis pada waktunya. Tapi dapat dipastikan tidak dengan kedatangan para turis yang dikirim Alloh untuk Haji dan umroh. Bahkan bila tidak dibatas kuota, bisa mencapai puluhan juta setiap musimnya. Dan ini akan masih berlangsung terus sampai Hari Kiamat. Sejatinya pemerintah Indonesia, sebagai mitra, users, dan penyumbang tamu terbesar, mengirimkan protes agar Saudi bisa lebih baik lagi ke depannya!