“Surat al-Waqi’ah 79, ‘Laa Yamassu-HU illa al-muthoharun’ itu, artinya, (siapapun) tidak akan ada yang menyentuh [ALLOH] HU [ALLOH], kecuali oleh orang yang telah disucikan. Inilah mengapa [Talqin Ismu Dzat/Dzikir Khofi] diberikannya setelah alat pencuci-nya: Dzikir [Jahr]. Dzikir pencuci diri-diri itu jenderal-nya Dzikir. Jenderal-nya Dzikir LAA ILAAHA ILLALLOH!”
–Hadrotusyeikh Taqiyyu Naqiyyu Abah Aos Ra Qs–
Salam, al-Khoolish
#SemuaSejatinyaKembaliKepadaALLOH