“Sejak Guru Agung Abah Anom masih ada (di dunia), Abah sering menyampaikan, ‘Kalau ada murid banyak tanya: ia calon murid bodoh’.” (*
–Hadrotu Syeikh Bahrul Fahhamah Abah Aos Ra Qs–
Salam, al Khoolish (11 Maret 2020, 05:32)
#AjaranBukanUntukDiPertanyakan
#AjaranUntukDiYakiniDanDiAmalkan
#YakinSajaKarenaKaromah
#MakinYakinDanMengamalkanMakinPandai
#PengamalanUntukPengayaanDanPendalaman
*) Ada perbedaan mendasar dalam metode pencarian-pendalaman antara Ilmu Dhahir/Ilmu Syariat dengan Ilmu Bathin/Ilmu Thoriqot-Hakikat-Makrifat. Ilmu Dhahir makin banyak Guru, banyak baca buku/kitab, dan banyak tanya maka makin pandai, makin kaya dan dalam pengetahuannya. Sebaliknya, dalam Ilmu Bathin, makin setia hanya pada Satu rangkaian Ahli Silsilah Guru, totalitas ikut satu menu ajaran-amalan Gurunya (yang di”BACA” hanya kitab hidup: Gurunya), dan tidak pernah bertanya maka makin pandai, makin kaya pengalaman-makin dalam pengetahuannya, serta makin tajam ‘rasa’-nya (al Khoolish)