“Dulu Abah sering menyampaikan, Guru Agung Abah Anom itu bukan Wali tapi pencetak Wali. Berdasarkan sabda Nabi Shollallohu ‘alaihi wa Sallam: laa ya’lamul WALIYYA illal waliyyu, arti sesungguhnya hadits ini: ‘tidak akan kenal/tahu ALLOH AL WALY kecuali Wali-NYA (*”
–Hadrotus Syeikh Maqshudus Saalikin Abah Aos Ra Qs–
Salam, al Khoolish
#WaliItuPecintaALLOHKekasihALLOH
#TandaWaliBanyakDzikirSlaluDalamDzikir
#AwalCintaTalqinPuncakDzikirCintaALLOH
#JutaanJadiPecintaDzikirKarenaAbahAos
#AbahAosPencetakWaliZamanNow
*) Umum menerjemahkan hadits ini dengan bebas ‘tidak tau wali kecuali wali’. Hadrotus Syeikh dan Guru-guru Ahli Silsilah memaknai hadits ini seperti di atas. Kata WALY yang pertama itu merujuk kepada ALLOH, dan kata WALI yang kedua merujuk pada Kekasihnya/Walinya –kalau sebelum Kenabian Muhammad SAW tugas ini diemban oleh para Nabi dan Rosul, sementara setelahnya oleh para Aulia ALLOH. Jadi, kaitannya dengan sabda Tuan Syekh pencetak wali, hanya para Wali yang mendapat petunjuk (Mursyid-)lah yang bisa mengantarkan/mewushulkan hamba-hamba ke Hadrot ALLOH: yang bisa mengajarkan cara paling cepat paling mudah paling utama untuk mengenal dan mencintai ALLOH melalui Talqin Dzikir.